Sosial Emosional

Amankah Belajar Dengan Gadget Untuk Anak Usia Dini?

Kenapa saya membahas materi diatas?

Karena sekarang ini banyak orang tua yang beralasan, bahwa media seperti gadget banyak bermanfaat bagi pembelajaran anak.

Sehingga mereka membiarkan anak-anaknya bermain gadget dari usia sangat kecil.Dari usia satu tahun.

Mulai hanya memperdengarkan lagu, murrotal, sampai memberikan tayangan edukatif sampai game-game untuk anak.

Melalui gadget mereka.

Tidak salah memang, karena memanfaatkan gadget itu boleh hukumnya.

Tapi, memberikan gadget pada anak kecil yang belum bisa mengontrol keinginan untuk menggunakan gadget ini justru berbahaya bagi mereka.

Kenapa? Ini dia alasanya

🌸Menurut rekomendasi dari American Academy of Pediatrics(APP), anak-anak dibawah usia 18 bulan harus menghindari gadget ataupun TV .

Dan menurut psikiater anak Prancis, Dr.Anne Lise Ducanda anak-anak yang terlalu lama melihat Gadget dan TV dibawah usia 2 tahun akan menyebabkan anak bermasalah dalam komunikasi, sosialisasi dan perkembangan otaknya.

Ambilah contoh acara TV anak-anak. Sepertinya acara ini tidak berbahaya bagi anak, bahkan mendidik.

Tapi anak yang terbiasa menonton baik TV maupun Gadget tidak akan berinteraksi dengan lingkunganya, ini akan membuat anak memahami intruksi sederhana yang dia dengar.

Karakter dari TV adalah seringkali meminta anak untuk mengulang kata ketika belajar bicara atau angka ketika mereka belajar berhitung.

Tapi ini tidak menjamin anak memahami sesuatu.Karena anak hanya belajar mengulang dari apa informasi yang dia terima.

Padahal untuk membuat anak memahami sesuatu, anak harus dilatih untuk melakukan aktifitas berfikir.

🌸Aktifitas berfikir melibatkan unsur ini:
🍀Fakta terindra
🍀Informasi terdahulu
🍀Indra
🍀Otak

Untuk bisa memahami sesuatu maka, anak harus melakukan pengindraan, atau mengaktifkan panca indranya.

Apakah meraba, mencium, merasa, mendengar atau melihat.

Pengindraan ini akan dibawa ke otak dan dikaitkan dengan informasi pertama yang ada diotak dan dibuat kesimpulan yang berupa pemahaman.

Misalnya
Anak diberi Jeruk, dan diperkenalkan ini namanya jeruk. Otak akan menyimpan nama jeruk diotak.

Ketika anak meraba bentuk jeruk bulat, dan diberitahu bentuk Jeruk bulat, maka otak menyimpan bentuk Jeruk bulat.

Ketika anak melihat jeruk berwarna kuning dan diberitahu bahwa warna Jeruk kuning, otak menyimpan bahwa bentuk jeruk berwarna kuning.

Ketika anak merasa bahwa Jeruk rasanya manis. Otak menyimpan bahwa rasa jeruk manis.

Dari pengaktifan panca indra ini otak bisa memahani bahwa jeruk bentuknya bulat, warnya kuning, rasanya manis.

Inilah aktifitas berfikir memahami sesuatu.

🌸Anak-anak yang terlalu lama melihat TV atau Gadget akan kehilangan saat pengaktifan 5 panca indranya.

Dia hanya melihat dan mendengar sesuatu. Tanpa bisa mengaktifkan 5 panca indranya dan terjadi interaksi secara langsung dengan benda atau manusia lain.

Sehingga otak hanya mengulang sesuatu tanpa memahaminya.

Apalagi gambar TV atau Gadget yang bersifat 3 dimensi akan membuat anak berkonsentrasi tinggi terhadap gambar tersebut dan telinganya seolah-olah tidak berfungsi atau mengalami blokir auditori.

Ini mengakibatkan sedikitnya informasi yang masuk ke otak dan membuat otak tidak bekerja melakukan analisa terhadap sesuatu sehingga tidak terjadi proses berfikir dan memahami sesuatu.

Bagaimana Otak memproses sebuah informasi? Ini penting kita ketahui agar kita tepat melakukan stimulasi pada anak.

🌸Memori Sensorik
Ketika panca indra anak kita stimulasi dengan berbagai cara, melihat, merasa, meraba, membau, mendengar.

Maka otak akan menyimpan informasi tersebut secara singkat.

Misal, membaui bau Roti. Otak akan menyimpan sejenak dan memilih untuk menyimpan atau membuangnya.

Stimulasi berupa pengulangan informaai tadi akan membuat informasi tadi dipertahankan otak dan tidak dibuang.

Informasi yang dipilih akan disimpan dalam memori jangka pendek selama 10 detik hingga satu menit.

🌸Memori Jangka Panjang
Setelah informasi tadi disimpan dalam memory jangka pendek, informasi yang sering diulang akan dipilih dan disimpan dalam memori jangka panjang. Dan yang tidak penting akan dihapus.

Yang diulang-ulang akan tersimpan lama.Yang tidak pernah diulang akan hilang.

🌸Pada anak yang lebih besar, yang sudah bisa melakukan aktifitas berfikir maka proses yang terjadi dalam otak seperti ini:
🍀Otak dirangsang melalui 5 panca indra sehingga mengahsilkan fakta terindra.
🍀Fakta ini akan disimpan menjadi informasi pertama yang akan digunakan menilai fakta yang masuk.
🍀Otak mengkaitkan informasi dan fakta yang dia indra dan menghasilkan output atau reaksi terhadap fakta yang dia indra.
🍀Respon berupa ucapan, atau tindakan.

Dari penjelasan diatas memang sebaiknya orang tua tidak memberi tontonan TV dan Gadget bagi anak dibawah 2 tahun dan membatasi penonton TV dan gadget hanya 1 jam sehari bagi anak usia 2-6 tahun.

Karena tidak aman bagi anak usia dini.

Lantas bagaimana belajar bagi anak usia dini?

🌸Usia 0-3 tahun, stimulasi panca indra dan latih bicara. Karena anak usia 0-1 tahun belum melakukan aktifitas berfikir, hanya menyimpan informasi.

Usia 1-3 melakukan proses berfikir sederhana.

Mengkaitkan fakta yang dia serap melalui panca indra dan dikaitkan dengan informasi yang disimpan diotak.

🌸Stimulasi :
☘Mata
Dengan melihat berbagai warna dan bentuk benda sambil dikenalkan namanya.

☘Telinga
Dengan mendengar berbagai suara, bunyi, Al Qur’an.

☘Pembau
Dikenalkan berbagai macam bau.

☘Perasa
Dikenalkan berbagai rasa. Rasa asin, asam, manis, pahit dll.

☘Peraba
Dikenalkan berbagai bentuk benda, permukaan, berbagai keadaan apakah panas, dingin, dll.

🌸Distimulasi 5 panca indra diatas dan masing-masing aspek tumbuh kembang anak anak.
☘Aspek keislaman
Distimulasi dengan dibacakan atau menghafal Al Qur’an, mengenal Allah, kebiasaan ibadah, berakhlak baik, berpakaian yang benar dan bergaul yang benar.

☘Kognitif
Dilatih dengan berbagai latihan mengenal warna, percobaan sain, mengenal rasa, berhitung sederhana, dll.

☘Fisik Motorik
Dilatih dengan berbagai kegiatan seperti berlari, melompat, naik turun, membuat fingerpainting, kolase, craft dan dipantai pertambahan tinggi, berat dan makanan yang halal dan thayyib (sehat dan bergizi)

☘Sosial Emosional
Dilatih dengan berbagai kegiatan dari membentuk konsep diri positif, mengenali emosi, mengendalikan emosi dan membentuk ketrampilan sosial.

🌸Dengan melatih hal-hal tersebut maka otak anak akan siap untuk melakukan aktifitas berfikir ketika anak belum bisa bicara dan akan menguat kemampuan berfikirnya ketika sudah bisa berbicara.

Zulfa Alya

Penulis buku Parenting, Homeschooling, buku anak berkebutuhan khusus dan buku anak.
Coach dan trainer parenting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *